Radio Summit XVIII: Kemenekraf Tegaskan Radio Tetap Jadi Kanal Strategis Ekonomi Kreatif

TERJADI.id – Jakarta | Radio tetap memiliki tempat penting di tengah derasnya arus digitalisasi. Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa radio masih menjadi kanal strategis bagi penyebaran konten kreatif, terutama di berbagai daerah. Data menunjukkan, pendengar radio di 10 kota besar masih mencapai 16 juta orang, menandakan radio masih relevan di era media digital.
Riefky menjelaskan bahwa radio kini tidak lagi bisa dianggap sebagai medium tradisional. Menurutnya, industri radio harus mampu membangun model bisnis baru agar tetap bertahan dan berdaya saing. “Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan dan terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif daerah,” ujarnya dalam kegiatan Radio Summit XVIII 2025 di Jakarta.
Data dari Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) memperkuat urgensi tersebut. Selain tingginya jumlah pendengar, belanja iklan radio juga masih stabil di kisaran Rp750 miliar per tahun. Dengan dasar itu, PRSSNI bersama Forum Diskusi Radio (FDR) serta dukungan Kementerian Ekraf menggelar Radio Summit XVIII 2025 sebagai ruang bertemunya pelaku industri radio, pengiklan, akademisi, dan regulator untuk memperkuat posisi radio di tengah perubahan lanskap media.
Acara yang digelar di Hotel 101 Kebon Sirih, Jakarta Pusat, ini mengusung tema “Radio Is Not Just A Vibe, It’s A Business.” Radio dinilai tetap menjadi media terpercaya dengan jangkauan luas, terutama di wilayah yang belum terlayani internet secara optimal. Selain itu, radio juga terbukti memainkan peran historis dalam perjalanan bangsa, mulai dari alat komunikasi darurat, ruang edukasi publik, penyebar budaya, hingga media promosi seni lokal.
Meski demikian, industri radio kini menghadapi tantangan berat akibat persaingan dengan platform streaming, media sosial, dan konten on-demand. Perubahan perilaku konsumsi masyarakat, khususnya generasi muda yang lebih dekat dengan podcast dan platform digital, mendorong radio untuk mempercepat inovasi konten dan transformasi digital.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf, Agustini Rahayu, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. “Radio Summit ke-18 harus menjadi momentum kebangkitan radio nasional. Kolaborasi adalah kunci agar industri radio tetap relevan dan mampu beradaptasi,” ujarnya.
Ketua PRSSNI, M Rafik, menyampaikan hal serupa. Ia menilai radio harus bergerak cepat mengadopsi transformasi digital. “Sinergi lintas generasi dan lintas media sangat penting. Dengan bekerja bersama, radio bisa menjadi kekuatan ekonomi baru,” tegasnya. Kementerian Ekraf menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat ekosistem penyiaran melalui fasilitasi, regulasi adaptif, dan kemitraan strategis agar radio tetap inklusif dan berdaya saing. (DJ/rils)